OJK Mengedepankan Fungsi Konsultasi Untuk Mendeteksi Masalah Lebih Awal

KILAUNEWS.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengedepankan fungsi konsultasi dalam dua tahun terakhir ini. Ketua Dewan Audit merangkap Anggota Komisioner OJK Sophia Wattimena mengatakan pada paruh pertama 2025, jumlah penugasan konsultasi mencapai 78 penugasan dan penugasan reviu 8.

“Secara standar global, fungsi audit bisa juga advisory atau consultancy,” kata Sophia dalam diskusi bersama redaktur media massa di Gedung A.A Maramis, Jakarta, Jumat, 15 Agustus 2025.

Jenis konsultasi antara lain meliputi isu keuangan, sistem informasi, serta pengawasan yang terintegrasi. Dewan Audit juga berperan memberikan pemahaman atas Peraturan OJK kepada eksternal dan Peraturan Dewan Komisioner kepada internal.

Harapannya, kata dia, dengan fungsi konsultasi ini menjadi nilai tambah OJK. “Audit itu jangan disebut malaikat pencabut nyawa, karena kami ingin menjaga organisasi,” kata dia.

Untuk memitigasi hal tersebut, dibutuhkan pengaturan yang baik, implementasi yang konsisten dan dukungan teknologi informasi yang kuat. Saat ini, kata Sophia, telah disusun taksonomi risiko yang dibagi ke dalam 3 cluster. Di level pertama ada 9 risiko, level 2 ada 24 risiko dan level 3 sebanyak 58 risiko. “Kami tetap sempurnakan supaya lebih tajam,” kata dia.

 

Sementara itu, OJK akan menyelenggarakan Risk and Governance Summit 2025 di Balai Kartini, Jakarta, pada Selasa, 19 Agustus 2025. Ini adalah kegiatan tahunan, tapi kali ini dimulai lebih awal dibandingkan sebelumnya di bulan November. Tema yang diusung tahun ini yakni “Empowering the GRC ecosystem to drive economic growth and national resilience”.

Kegiatan ini terdiri dari tiga sesi dengan menghadirkan narasumber dari dalam dan luar negeri. Untuk sesi pertama dengan sub tema ” Strengthening Governance to Boost Sustainable Growth and Financial Markets Deepening”. Sesi kedua dengan sub tema ” The Strategic Role of GRC in Strengthening Financial System Stability”. Sesi ketiga adalah GRC Insight dengan sub tema “Modern Governance Integrity and Digital Transformation in the Era of Adaptive Governance”.

Selain itu, diselenggarakan juga kompetisi makalah untuk civitas akademisi dengan tema Tata Kelola untuk Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan. Kompetisi ini diikuti oleh Peserta 585 dari 99 Perguruan Tinggi Negeri dan 143 Perguruan Tinggi Swasta.

Lap : Aisyah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Articles